Minggu, 02 November 2014

TrioMacan2000 Korban Blog I-I?

Kepada seluruh jaringan Blog I-I dan pembaca serta siapapun yang memiliki kepentingan dalam isu TrioMacan2000 dan berbagai jenis akun sosial media yang mengatasnamakan Komunitas Intelijen, perlu disadari bersama bahwa kebanyakan akun-akun tersebut berisi Intel Wannabe yang tersesat dengan permainannya sendiri tanpa bimbingan hati nurani dan kepentingan rakyat. Mengapa saya katakan demikian?
Pertama karena informasi adalah power dan bila anda memiliki power maka anda memiliki tanggung jawab yang besar, dalam kode etik dan sumpah intelijen anda harus menjaga amanat informasi rahasia tersebut dengan nyawa anda. Kebanyakan intel amatir atau masih hijau/baru akan merasa berat memegang rahasia akibatnya ada yang menjadi sangat tertutup dan ada pula yang justru jadi ember merasa bangga dengan informasi tersebut, dan ada yang terjebak menjadi pelaku kriminal dengan memanfaatkannya untuk keuntungan material alias praktek pemerasan sebagai telah ditengarai Blog I-I sejak lama. 

Kepentingan Blog I-I membongkar akun-akun komunitas intelijen palsu tersebut adalah bukan membungkam kebebasan berpendapat dan menutup pengungkap kebenaran karena setelah dipelajari teknik propaganda yang dipilih oleh akun-akun sosmed tersebut adalah mencampur "kebenaran relatif" yang belum terbukti dengan pembentukan opini yang dipaksakan dengan argumentasi-argumentasi yang seringkali tidak saling berhubungan atau teknik gotak-gatuk menjadi "nyambung".

Namun hal ini tidak berarti Blog I-I bermusuhan atau membuka front karena jaringan Blog I-I hanya menyajikan informasi tandingan yang dapat dipertanggungjawabkan dan membiarkan publik untuk melakukan penilaian yang obyektif. Blog I-I adalah komunitas intelijen non-Pemerintah yang pertama lahir di Indonesia Raya dan terus berkarya bersama-sama seluruh komponen rakyat Indonesia sebagai mata dan telinga yang sukarela dalam nuansa pendidikan dan bukan provokasi atau pengungkapan-pengungkapan informasi yang membuat kegaduhan yang kemudian diwarnai pemerasan. Meskipun Blog I-I menyimpan begitu banyak rahasia di negeri ini, namun bila anda baca artikel-artikel Blog I-I sejak tahunan silam tidak ada satupun yang membahayakan kepentingan bangsa dan negara. Itulah hakikatnya menjadi RONIN sejati karena ketiadaan MASTER yang mengendalikan perikehidupan Senopati-Senopati Merah Putih yang bersumpah siap mati untuk Indonesia Raya.

Kami prihatin dengan pemanfaatan nama komunitas intelijen dan pencemaran nama baik prajurit perang fikiran dengan akun-akun sosmed yang seolah-olah bekerja untuk kepentingan rakyat, namun ternyata melacurkan diri untuk uang. Namun kami tidak anti terhadap siapapun yang memiliki hati nurani untuk mengungkapkan kebenaran dan mengungkapkan kebusukan elit-elit yang menguasai hajat hidup rakyat Indonesia, karena hal itu juga baik untuk perubahan-perubahan yang kita cita-citakan bersama. Namun janganlah anda tergoda untuk melakukan kegiatan kriminal, karena menghancurkan para pelaku korupsi dengan kejahatan pemerasan adalah sama saja kebusukannya.

Bahwa jaringan Blog I-I berperan memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih tepat tentang hakikat komunitas intelijen kemudian memakan korban akun-akun sosmed yang mengatasnamakan komunitas intelijen hanyalah efek samping dari kemurnian kegiatan komunitas intelijen tanpa tuan yang hanya berjalan senyap dalam kata demi kata yang harus anda gali lagi nilai-nilai informasi yang terkandung didalamnya. Semoga mereka yang mengatasnamakan komunitas intelijen segera insyaf melanjutkan kontribusi pemikirannya untuk perbaikan dan menghentikan kegiatan kriminal dan sungguh-sungguh mengabdi demi perbaikan bangsa tanpa pamrih.

Semoga bermanfaat,
Salam Intelijen
Senopati Wirang

Sabtu, 01 November 2014

Intelijen dan Politik

Beberapa email bernada teguran dan kritik mempertanyakan mengapa Blog I-I lebih banyak menuliskan isu-isu politik daripada yang murni intelijen. Untuk menjawab pertanyaan dan kritik tersebut tentunya pertama-tama yang perlu dipahami adalah bahwa meskipun intelijen sebaiknya steril dari pertarungan politik kekuasaaan di dalam negeri, namun intelijen harus memperhatikan dinamika politik yang berpotensi menghambat atau bahkan mengancam perjalanan bangsa dan negara Indonesia.

Hubungan yang erat antara intelijen dan politik terletak pada fungsi intelijen di setiap negara yang memberikan dukungan informasi atau analisa intelijen kepada pemimpin pemerintahan agar dapat menjalankan roda pemerintahan sebaik-baiknya. Informasi tersebut utamanya sisi keamanan dari seluruh peri kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak akan terhindarkan untuk membahas isu politik. Sementara itu, saya sudah berkali-kali menjelaskan bahwa Blog I-I terikat kode etik dan kerahasiaan negara sehingga tidak akan melakukan kecerobohan yang dapat membahayakan bangsa Indonesia.

Selain itu, fungsi Blog I-I yang utama adalah pendidikan publik akan rakyat Indonesia membiasakan diri untuk selalu melakukan cek dan ricek atas setiap informasi atau gossip yang mengarah kepada merusak sendi-sendi persatuan bangsa atau bertujuan melemahkan potensi Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. Dengan demikian, apa-apa yang rekan-rekan Blog I-I baca di sini bukan suatu upaya adu domba, bukan provokasi kekerasan, bukan penciptaan opini untuk kepentingan tertentu, melainkan suatu sudut pandang yang lebih komprehensif sehingga setiap pembaca blog I-I dapat memutuskan sendiri bagaimana sebaiknya bersikap terhadap suatu isu yang dilihat telah atau akan membahayakan bangsa Indonesia.

Perlu kita sadari bersama bahwa di media alternatif maupun mainstream banyak bertebaran isu dan pemberitaan yang memiliki tujuan untuk kepentingan kelompok, untuk kepentingan uang, dan untuk kepentingan yang dapat membahayakan nasib bangsa Indonesia kedepannya. Segala macam model pemberitaan tersebut akan dapat disaring dengan baik dan tidak menggoyahkan sikap luhur dan lurus dari bangsa Indonesia apabila rakyat kita tidak mudah terhasut dan selalu melakukan pengecekan dan bersikap kritis serta hati-hati sehingga potensi-potensi konflik dapat diredam atau bahkan diselesaikan karena rakyat kita semakin cerdas. Namun manusia adalah tetap manusia dengan segala motivasinya, akan bergerak sesuai dengan dorongan motivasi, dan seringkali faktor keserakahan atau faktor nafsu angkara menguasainya sehingga tidak peduli dengan dampak dari perilaku atau tindakan yang dalam skala nasional dapat membahayakan perjalanan bangsa Indonesia.

Aha! pembukaan artikel ini jadi terlalu menggurui pembaca yang saya yakin sudah paham bagaimana kondisi bangsa Indonesia.

Kembali kepada hubungan intelijen dan politik, bahwa meskipun jaringan Blog I-I memiliki catatan yang lengkap tentang taktik, strategi, niat dan sepak terjang dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang belakangan ini terus bertikai di legislatif, namun Blog I-I tidak akan mengungkapkan kebusukan politik karena aromanya akan mematikan semangat hidup bangsa Indonesia yang kemarin telah memberikan suaranya demi terselenggaranya kelanjutan perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Blog I-I yakin, kalangan analis dan ahli strategi dalam Intelijen resmi Indonesia sudah melakukan kajian-kajian yang mendalam tentang bagaimana menyelamatkan perjalanan bangsa Indonesia dari pertikaian politik yang dilandasi semangat kelompok dari pada semangat memajukan bangsa Indonesia.

Sebagian kalangan pengamat baik yang telah terungkap di media massa maupun dalam pertemuan-pertemuan yang semakin sering belakangan ini telah menyampaikan pandangan dan analisanya. 
Ada yang menuduh KMP haus kekuasaan dan melaksanakan politik balas dendam. 
Ada yang menuduh KIH menghambat kerja DPR dan MPR serta bermanuver saat menguntungkan.
Ada yang berdalih bahwa apa yang sudah berjalan berdasarkan hukum dan tata tertib lembaga.
Ada yang berdalih bahwa skenario penguasaan DPR dilakuakn untuk mengganjal pemerintah.
Ada yang menyarankan agar pada level elit politik dilakukan pertemuan dan rekonsiliasi yg serius.
Ada yang menyarankan agar menempuh islah politik.
Ada yang merasa bahwa voting/suara terbanyak sudah cukup dalam menentukan pemimpin lembaga.
Ada yang mendesak agar terus dilakukan kesepakatan yang lebih adil sesuai dengan proporsi suara.
Ada yang menyarankan agar setiap individu anggota Dewan memiliki kebebasan diluar fraksi/partai.
Ada yang melihat bahwa suara fraksi/partai mengikat seluruh anggotanya untuk bersuara sama.
Ada yang menuduh demokrasi telah mati.
Ada yang menyatakan bahwa demokrasi tidak selalu musyawarah mufakat.
Dan lain sebagainya, dalam hiruk pikuk pendapat dan pandangan yang akan "membingungkan."

Mengapa saya katakan membingungkan?
Karena rakyat biasa yang telah memberikan suara dan merupakan konstituen dari seluruh anggota Dewan yang terpilih tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan bagaimana sebaiknya cabang legislatif dari trias politika seharusnya dikelola. Rakyat biasa hanya akan sekilas mendengar, melihat dan membaca apa-apa yang heboh di gedung perwakilan rakyat, misalnya ketika terjadi hujan interupsi atau ketika terjadi pembantingan meja, atau ketika terjadi perdebatan dengan nada suara yang tinggi yang diliput oleh media massa. Rakyat juga akan mencoba membaca arah dari penilaian para pengamat yang pintar-pintar namun kadang juga terjebak dalam emosi simpatik kepada salah satu koalisi. Rakyat bahkan akan teracuni oleh gaya, cara bicara dan pilihan kata yang secara sengaja dilakukan oleh media massa, sehingga melahirkan suatu "rasa" tidak nyaman atau bahkan menurunkan keyakinan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia akan dapat berlari membangun dirinya dengan semangat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Rakyat yang mana? Blog I-I mencoba mengatasnamakan rakyat secara umum dan bukan yang terpecah dalam simpatik-simpatik politik yang sebenarnya lebih banyak dimobilisasi ketika partai politik dan politisi membutuhkan suara. Setelah mereka memperoleh suara, apakah mereka memikirkan perasaan, hati dan pikiran rakyat yang telah memilihnya? Tentunya kita menunggu bagaimana drama politik para anggota dewan yang terhormat akan berjalan.

Bahaya dari tersendat-sendatnya perjalanan legislatif sebagai akibat dari pertikaian politik para elit adalah pada kepentingan publik yang akan terabaikan manakala waktu terlalu banyak terbuang karena perbedaan pendapat dan kepentingan yang meruncing kepada detail kepemimpinan dan arah pembahasan di legislatif. Meskipun hal tersebut wajar dalam politik, namun yang ditunggu rakyat Indonesia adalah kedewasaan dan kepedulian yang sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan yang ujungnya belum jelas kemana.

Beberapa alternatif jalan keluar yang sudah pernah juga diungkapkan misalnya:
  1. Pertemuan elit politik yang sungguh-sungguh mencari jalan keluar yang diturunkan dengan perintah kepada struktur partai dibawahnya, sehingga tidak ada kepura-puraan.
  2. KIH membubarkan kepemimpinan tandingan dan mengalah serta membiarkan legislatif dikuasai oleh KMP, namun diimbangi dengan kinerja yang lebih keras dan serius dalam mengawal perjalanan pemerintahan Jokowi-JK. Intinya adalah bahwa sepanjang Pemerintahan Jokowi-JK lurus dan sungguh-sungguh membangun Indonesia demi kemajuan bangsa dan negara, maka tidak akan ada ruang bagi KMP untuk menempuh suatu manuver politik yang mengganggu perjalanan pemerintah.
  3. KMP berbesar hati memberikan kursi kepemimpinan kelengkapan parlemen yang pantas dan proporsional kepada KIH melalui musyawarah mufakat dengan tetap kritis dan serius dalam mengawasi perjalanan pemerintahan Jokowi-JK.
  4. Agar setiap anggota Dewan lebih mandiri dalam mengambil posisi terhadap suatu isu seperti independensi yang lebih luas sebagaimana di Amerika. Hal ini mungkin saja ditawarkan tetapi secara budaya tampaknya sulit karena di AS yang menganggungkan individualisme dan hak pribadi mungkin untuk dilaksanakan, tetapi di Indonesia budaya komunal dan patronisme masih terlalu kuat.
  5. Sebaiknya tidak ada intervensi baik dari eksekutif maupun yudikatif dan terus mendorong agar KMP dan KIH terus membangun komunikasi politik guna mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri kebuntuan politik di legislatif. Pemaksaan salah satu kelompok koalisi sepintas tampak dapat dijalankan, namun hakikatnya itu akan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa yang mana hal ini akan sangat merugikan rakyat Indonesia. Dalam kaitan ini, intelijen dan aparatur keamanan juga sebaiknya tetap di luar pertikaian politik namun terus mengawasi dan mencatat selengkap-lengkapnya sebagai bahan analisa dan pelajaran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Masalah politik bukanlah masalah yang mudah, bahkan boleh dikatakan kompleks, namun tidak berarti mustahil untuk diselesaikan. 

Demikian catatan saya, mari kita berdo'a bersama semoga para elit politik bangsa Indonesia dibukakan hatinya untuk melihat bahwa yang baik adalah baik, sehingga mereka dapat mewujudkan kebaikan demi bangsa dan negara.

Salam Intelijen
Senopati Wirang




Minggu, 03 Agustus 2014

HOAX Ancaman Bom ISIS dan Kemungkinan Serangan Teror

Belum lama ini telah beredar ancaman serangan kelompok teroris Indonesia yang berbaiat kepada ISIS, yakni khususnya dari elemen Tauhid Wal Jihad dan sempalan Jamaah Ansharut Tauhid yang memilih jalur kekerasan kembali kepada ajaran Jamaah Islamiyah. Ancaman serangan Bom di Jakarta yang rencananya akan dieksekusi antara tanggal 2 hingga tanggal 12 Agustus 2014 tersebut telah direspon oleh Kepala BNPT, Ansyaad Mbai sebagai isu belaka.

Diperkirakan salah satu penyebab informasi serangan teror bom kelompok yang berafiliasi kepada ISIS tersebut sebagai isu adalah adanya informasi tambahan yang dikaitkan dengan pemilu Presiden/Wakil Presiden yang baru lewat. Padahal siapapun yang menang dalam pemilu 9 Juli 2014, di mata ISIS dan para pendukungnya adalah tetap Pemerintahan Thogut yang wajib diperangi, sehingga isu yang disebarkan secara berantai melalui pesan singkat (sms) dan blackberry messenger tersebut menjadi kurang meyakinkan.

Meskipun demikian, Blog I-I telah mendeteksi kemungkinan terjadinya desepsi di atas desepsi yang memanfaatkan ramainya pembicaraan mengenai ISIS, yang mana apa yang terlihat sebagai hoax akan terjadi sebagai kenyataan. Namun demikian targetnya adalah mengganggu transisi kekuasaan di Republik tercinta Indonesia karena adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan NKRI yang stabil dan sejahtera. Pelaku boleh jadi adalah mereka yang siap bunuh diri atas nama ISIS dengan dukungan bahan peledak sederhana namun berdaya ledak besar.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya menghimbau kepada seluruh komunitas Intelijen resmi untuk meningkatkan deteksi terhadap setiap kemungkinan serangan teror dari kelompok manapun yang bermaksud mengganggu perjalanan bangsa Indonesia. Rentang waktu kemungkinan terjadinya serangan teror tersebut diperkirakan akan lebih panjang yakni sampai dengan akhir Oktober 2014. Mohon disampaikan kepada Presiden SBY untuk menginstruksikan peningkatan kewaspadaan nasional mengingat beliau akan menanggung malu apabila terjadi kekacauan pada saat transisi Pemerintahan, khususnya pada saat beliau berada di luar negeri. 

Demikian semoga Tuhan senantiasa melindungi Rakyat, Bangsa, dan Negara Indonesia
Senopati Wirang 

Rabu, 14 Mei 2014

Ungkapan Pro-Kontra Intelijen

Dalam tulisan saya kali ini saya ingin memperlihatkan bagaimana pandangan masyarakat yang tercermin dari ungkapan-ungkapan yang bersifat kontra maupun pro terhadap lembaga intelijen. Hal ini perlu untuk sahabat Blog I-I pahami secara makna bahwa betapapun lembaga intelijen melaksanakan fungsinya dengan baik dalam kerangka good governance akan tetap ada individu atau kelompok orang yang melihatnya secara negatif. Hal itu jangan dijadikan sebagai pengecil hati melainkan sebagai cambukan untuk meningkatkan profesionalisme dan standar kode etik yang direstui oleh rakyat, bangsa, dan negara yang mendapatkan keuntungan terbesar dari keberadaan lembaga intelijen.

Berikut ini Pro-Kontra mengenai lembaga intelijen yang diambil dunia Barat khususnya Amerika Serikat:

Ungkapan yang kontra terhadap lembaga intelijen:

Intelligence agencies keep things secret because they often violate the rule of law or of good behavior. (Julian Assangewhistleblower website WikiLeaks)

Lembaga-lembaga intelijen merahasiakan berbagai hal karena mereka seringkali melanggar hukum dari keluar dari perilaku yang baik.

Ungkapan yang pro terhadap lembaga intelijen:

Well look, CIA is an agency that has to collect intelligence, do operations. We have to take risks and it's important that we take risks and that we know that we have the support of the government and we have the support of the American people in what we're doing. (Leon Panetta - Mantan Direktur CIA)

Nah lihatlah, CIA adalah lembaga yang harus mengumpulkan intelijen, melakukan operasi-operasi. Kami harus mengambil risiko dan itu penting bahwa kami mengambil risiko tersebut dan bahwa kami tahu bahwa kami memiliki dukungan dari pemerintah dan kami mendapat dukungan dari rakyat Amerika dalam apa yang kami lakukan.

Analisa
Perhatikan bagaimana tuduhan sepihak Julian Assange yang tidak 100% benar atau 100% salah, namun secara hakikat mereduksi makna kerahasiaan yang menurut Assange disebabkan oleh pelanggaran hukum dan perilaku buruk lembaga intelijen. Padahal tujuan dari kerahasiaan adalah untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara. Assange membocorkan rahasia negara AS dan menjustifikasi perbuatannya tersebut dengan menuduh lembaga intelijen sebagai pelanggar hukum dan berperilaku buruk. Tuduhan tersebut sebenarnya tidak hanya kepada lembaga-lembaga intelijen di AS, melainkan seluruh negara/seluruh dunia, karena kerahasiaan adalah prinsip kerja dalam dunia intelijen. Apabila tidak rahasia maka bukan lagi intelijen, melainkan diplomasi, berita wartawan, atau pengumuman resmi. Letak pelanggaran hukum yang dikemukakan Assange juga tidak jelas apakah hukum dalam negeri, hukum internasional, atau hukum negara lain. Semua operasi spionase adalah melanggar hukum di negara operasi itu dilakukan sehingga akan berdampak pada penangkapan, pengusiran atau persona non-grata bagi mereka yang memiliki kekebalan diplomatik. Hukum internasional sendiri tidak secara khusus mengatur masalah kegiatan lembaga intelijen. Dalam berbagai kasus yang terjadi ada semacam kebiasaan dimana apabila ketahuan akan disangkal sebagai kegiatan negara dan apabila tidak ketahuan berarti suatu sukses operasi.

Selain itu, dunia modern khususnya paska perang dingin semakin berkembang dimana kerjasama antar lembaga intelijen telah mengurangi level kegiatan spionase antar negara yang bersahabat dengan pengecualian operasi internasional NSA bersama Inggris, Australia, New Zealand dan Kanada yang menghebohkan dengan program PRISM belum lama ini. Walaupun Presiden Obama menyatakan akan menghentikan kegiatan tersebut, namun bagi negara-negara yang belum memiliki teknologi tinggi sangat sulit untuk membuktikan janji Presiden Obama tersebut.

Apa yang dinyatakan Assange hanyalah sebuah propaganda pembenaran pembocoran rahasia AS yang diancam hukuman berat dalam hukum positif di AS. Sebagaimana kita lihat dalam fakta-fakta wikileaks, sebagian besar bukanlah operasi klandestin sebagaimana standar covert action CIA, melainkan lebih sebagai informasi diplomatik yang disalurkan melalui Kementerian Luar Negeri AS (State Department). Informasi tersebut merupakan kebiasaan laporan yang dilakukan oleh seluruh diplomat di luar negeri untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada negara masing-masing. Analisa yang ada dalam laporan tersebut juga belum tentu mencerminkan sikap negara, seringkali merupakan analisa diplomat atau mungkin juga intel-diplomat yang perlu melalui sejumlah verifikasi analisa bertingkat untuk sampai pada pengambil kebijakan di negara masing-masing.

Apa yang dinyatakan Assange juga ada benarnya karena kegiatan intelijen yang berdasarkan prinsip kerahasiaan cenderung melanggar hukum. Namun 90% kegiatan intelijen adalah sesuai hukum yakni diperoleh melalui informasi terbuka (open source), perbedaan adalah pada daya analisa yang berdasarkan pada kepentingan strategis suatu negara. Sehingga akan ada 10% kegiatan operasi yang cenderung "melanggar hukum" misalnya hukum privasi individu di Barat, hukum positif negara lain karena mencuri rahasia, hukum subversi negara lain karena mengganggu kedaulatan negara, dst. Hal ini sudah berlangsung ribuan tahun sejak manusia mengorganisasi dirinya dalam suatu kebangsaan atau negara, kerajaan, dll. Artinya tidak ada yang baru dalam melabelkan lembaga intelijen secara negatif.

Kepada segenap sahabat Blog I-I, yang diperlukan oleh intelijen Indonesia adalah peningkatan skill yang diiringi dengan profesionalisme dan nasionalisme yang tinggi, dimana pengorbanan anda tidak akan sia-sia. Selain itu, ingatlah selalu akan tujuan yang mulia bagi keselamatan bangsa sehingga anda akan terhindar dari penyalahgunaan wewenang dan skill anda untuk kepentingan pribadi atau kelompok yang justru akan menyengsarakan rakyat Indonesia.

Lalu bagaimana dengan pendapat Leon Panetta?
Suatu pernyataan datar yang sangat baik, karena tidak agresif dan tidak juga defensif, melainkan suatu fakta berlandaskan pada keyakinan tentang fungsi lembaga intelijen yakni mengumpulkan informasi intelijen dan melakukan operasi-operasi. Hanya lembaga intelijen yang mengambil resiko baik pada saat perang maupun damai, dan pengambilan resiko tersebut sangat penting bagi negara maupun rakyat. Apa yang dimaksud dengan mengambil resiko tentu juga terkait dengan pelanggaran hukum negara lain yang dapat berakibat fatal kematian agen intelijen atau terbongkarnya suatu operasi. Resiko yang ditanggung juga sebagai kambing hitam dari berbagai persoalan yang dihadapi suatu negara, misalnya bila gagal mendeteksi dianggap kecolongan, bila terbongkar dianggap bodoh, dan menimbulkan kesalahpahaman atau kekeliruan kebijakan dianggap sebagai sumber bencana. Namun sahabat Blog I-I jangan kaget, bila berhasil hampir tidak ada pihak yang membicarakannya di publik.

Keyakinan lembaga intelijen dalam menempuh atau mengambil resiko adalah berdasarkan pada dukungan dari pemerintah dan rakyat, sehingga "apapun" yang dilakukan oleh lembaga intelijen bukanlah untuk kepentingan lembaga, melainkan untuk kepentingan negara dan bangsa yang diamanatkan oleh pimpinan negara. Kata apapun saya beri tanda kutip karena tidak jarang terjadi penyalahgunaan hak khusus dan dukungan terhadap intelijen oleh oknum yang bekerja di lembaga intelijen. Deteksi terhadap oknum yang memanfaatkan posisi dan aksesnya terhadap informasi tersebut perlu menjadi perhatian lembaga intelijen untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya insiden yang merugikan lembaga intelijen.

Dengan memahami fungsi lembaga intelijen yang didukung oleh pemerintah dan rakyat, tentunya sahabat-sahabat Blog I-I yang berkecimpung di dunia intelijen harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa pekerjaan anda sangat mulia dan legitimate. Namun anda juga jangan sekali-sekali tergoda untuk memanfaatkan posisi dan akses anda untuk kepentingan pribadi atau kelompok yang akan menodai nama baik lembaga intelijen. Pastikan bahwa semua kegiatan pengumpulan informasi dan operasi yang anda lakukan adalah berdasarkan pada garis besar kebijakan organisasi untuk kepentingan negara dan bangsa.

Sekian, semoga bermanfaat.
Salam Intelijen
Senopati Wirang